Tuesday, April 5, 2016 in ,

Are You a Big Picture or Detail Oriented?

Boss : "Apa yang akan Anda lakukan terkait masalah penjualan kita?"
A      : "Saya akan melakukan kegiatan aktivasi dan branding Pak agar angka penjualan bisa ditingkatkan lagi"
B      : "Saya sore ini akan melakukan mass promotion di kompleks perumahan XYZ dan DEF Pak, dimulai dari jam 4 sore, selain itu pada tanggal O bulan P kita akan mengadakan exhibition promo di Mall JKL."


~~~

Dari percakapan diatas, manakah yang menurut Anda lebih baik? Si Big Picture Thinker (A) atau si Detail Oriented (B)? Setiap dari kita pasti mudah memerankan salah satu dari aktor diatas sesuai dengan kepribadian kita masing-masing.

Big Picture Thinker umumnya adalah orang yang kreatif, berpikir strategis dan visioner, sedangkan counterpart-nya lebih teliti, terencana dan banyak maunya. Oke, lalu kenapa kita harus membahas hal ini? We already know this, so why these things matters?

Kebanyakan orang memang sudah mengetahui, di sisi mana mereka akan berdiri, sebagian kecil orang yang beruntung, memiliki kemampuan untuk berdiri di tengah garis pembatas keduanya, hal ini secara alami sudah menjadi bagian dari kepribadian Anda sejak lahir. Namun ketika kita semakin maju dalam pekerjaan dan karir, kita dituntut untuk bisa mengerti musuh alami kita dan berteman dengannya, either menumbuhkan kemampuan itu dalam diri kita atau jika beruntung kita bisa menemukan partner yang bisa melengkapi kita.

Melengkapi? Memangnya masalahnya apa sampai harus dilengkapi? I'm fine with being me!Well, it's quite stubborn of you, isn't it? Bisa dikatakan tidak ada yang salah dengan kedua pribadi tersebut, masing-masing punya kelebihannya sendiri, tapi jika kedua kelebihan tersebut bisa digabungkan, what a force it is.

Seorang pembuat kue yang memiliki kepribadian Big Picture yang kuat mungkin bisa membuat sebuah kue yang lezat karena mengerti kompleksitas rasa yang diinginkan oleh semua konsumennya, namun kue yang lezat bisa menjadi kue yang luar biasa jika ada si Detail Oriented yang memikirkan bagaimana kue tersebut bisa dihias dan dipercantik agar calon pembeli semakin tertarik untuk membeli kue tersebut.

The thing is, kita harus menerima bahwa ada orang-orang di luar sana yang menggunakan pendekatan dan sudut pandang yang berbeda dengan kita, dan hal tersebut bukanlah suatu kesalahan. Dalam buku Start with Why Karangan Simon Sinek, saya mengadaptasikan Big Picture sebagai why personality dan Detail Oriented sebagai how personality (this is not necessarily a direct comparison). Orang-orang Big Picture, umumnya berorientasi why, berpusat pada tujuan dan alasan dari semua yang dilakukan atau akan dilakukan, fokus pada visi, sedangkan orang-orang Detail Oriented akan berfokus pada perjalanannya, bagaimana sebuah tujuan akan dicapai, jalan mana yang akan diambil, apa konsekuensi dari setiap tindakan yang akan diambil, usually about how. Ketika dua pendekatan ini bisa disandingkan, tentu saja hal-hal menakjubkan bisa saja terwujud dari partnership tersebut. Don't want to spoil the book, tapi inilah yang terjadi antara Martin Luther King Jr. dan Ralph Abernathy, Walt Disney dan Roy Oliver Disney, Bill Gates dan Paul Allen, bahkan banyak contoh-contoh lainnya.

Berita baiknya, setiap dari kita sebenarnya memiliki kedua sisi tersebut, hanya saja satu bagian lebih dominan daripada bagian lainnya. Hal ini memungkinkan kita untuk belajar mengerti apa yang dipikirkan oleh counterpart kita, dan apa yang bisa kita lakukan untuk mendukung mereka. Everyone have their own advantages and disadvantages, the point is how to use that to your benefit?

Big picture helps us to determine what should be done and why it has to be done, Detail Oriented will make sure we do that right and deliver the right results. Which one are you anyway? (CBA)

Leave a Reply